Senin, 16 Januari 2012

POTRET REALITA

.....................................................................................
SUARA MAHASISWA 
Depok, 15 Maret 2012


KEMISKINAN MEMBUAT RAKYAT MENJADI KEJAM


kita sering mendengar tentang kriminal litas di Negri kita ini baik itu berupa kekerasan fisik atau moral. Belum lama saya membahas dan bercerita tantang anak jalan yang disewakan oleh orantuanya untuk mengemis dan mengamen dan sekarang saya akan bercerita tentang hal yang baru saja saya lihat dan saya saksikan mengenai "Orang tua (lansia) cacat yang dipekerjakan anaknya.


baru saja gue berjalan di daerah Depok tepatnya di kawasan Beji saya menemukan seorang kakek tua yang mengemis di pinggir jalan. Dan ia hanya duduk di bibir jalan dengan jarak yang hanya berjarak sekitar kira - kira 50cm dari jalan, coba kau renungkan betapa bahayanya seorang kakek - kakek buta duduk di bibir jalan sambil mengulurkan tangan dengan mata yang tidak bisa melihat.  sangat miris terlihat dan sangat menyedihkan. Kalau kaliantidak percaya silahkan kalian lihat Ia yang selalu mangkal di depan sebuah Sekolah setiap malam mulai sekita pukul 20.00 sampai larut malam. 
seorang kakek tua yang buta rela mengemis dan menantang bahaya karena apa? Jawabnya hanya 1 "karena KEMISKINAN". maka berbanggalah kalian yang kini masih bisa menuntut ilmui dan berpakaian layak.

Dan pada saat itu juga gue bertanya dengan seorang Ibu penjaga warung makanan disebrang jalan "Ibu sejak kapan kakek itu ada disebrang?"
sang ibu pejaga warung menjawab "sudah lama mas, dari dulu dia ada disana."

"memang keluarganya kemana?"
"biasanya jam 8 malam ada yang mengantar dia kedeapn Sekolah itu lalu nanti dijemput lagi nanti sekitar jam 11 malam."

"siapa yang mengantar bu?"
"kata orang- orang sih itu anak." serentak hati gue gemetar denger hal ini, dan gue berfikir sekejam itukah anak terhadap orangtua iya tidak memikirkan keselamatan sang Ayah yang sudah tua dan buta mengemis di pinggir jalan. coba bayangkan apabila ada mobil atau motor yang tidak melihat keberadaanya bisa tertabrak dan celaka karena memeang keadaanya duduk.

Dan gue berfikir sekejam inikah Negri yang gue banggakan ini, setega inikah bangsa ini, sebuta inikah bangsa ini dengan rakyat - rakyat kecil seperti mereka. 





YA TUHAN BUKAKAN HATI PARA TIKUS....



by : suaraGUNADARMA


.....................................................................................


SUARA MAHASISWA 
Depok, 19 Januari 2012


WAKIL RAKYAT BUKAN BERARTI MEWAKILI RAKYAT UNTUK MENIKMATI UANG RAKYAT


Akhir - akhir ini kita sering mendengar angka "20 MILIYAR" untuk biaya renovasi gedung, ruang rapat, kamar mandi, pembuatan kalender, dan bahkan kemarin saya mendengar berita disebuah TV suasta ada anggaran yang tertulis "biaya pakan rusa".
sepenting itu kah dan sebesar itukah dan yang harus dikeluarkan untuk renovasi ?
Mereka bodoh, buta, atau terlalu pintar untuk mencari celah kebohongan ?, apa mereka tidak pernah peduli dan melihat keadaan bangsa kita yang semakin memburuk ?, apa mereka tidak pernah berfikir banya bencana yang membebani bangsa kita?.
entah apa yang dipikirkan mereka belum selsainya kasus Wisma Atlet, sekarang sudah terdengar kasus yang sangat membuat telinga rakyat berdengung dengan perbaikan gedung yang mencapai 20 miliyar rupiah. kapan bangasa ini bisa bangkit dar keterpurukan kalau Wakil Rakyatnya lupa akan statusnya yang mewakili rakyat.
tolong dengar suara kami tolong dengar keluh kesah kami akan bangsa kami dan keluh kesah kami akan "KALIAN".


tengok lah kejalan banyak jalan rusak, banyak pengemis, banyak kejahatan. Harusnya itu yang kalian perbaiki bukan gedung yang masih bisa dipakai itu.
tengok kedesa banyak sekolah yang tidak layak, kecilnya lapangan kerja, dan banyak yang kelaparan. harusnya kalian melihat kesana dan perbaiki smua fasilitas disana bukan gedung yang masih layak pakai itu.
"APA KALIAN INGIN MENCIPTAKAN GEDUNG LEGISLATIF YANG BISA DIJADIKAN TEMPAT WISATA SEPERTI DILUAR NEGRI?" dan jawaba kami #BELUM PANTAS.


Selsaikan segala problema bangsa dan kasus yang belum selsai, kami hanya minta itu !!!




by : suaraGUNADARMA

.....................................................................................


SUARA MAHASISWA 
Depok, 15 Januari 2012


MENELAN ASAP DAN DEBU DEMI MENYAMBUNG HIDUP
Indonesia nama bangsa yang dulunya disebut - sebut sebagai bangsa yang kaya raya sawah ladang terhampar luas. namun kini sudah menjadi Indonesia yang bagai hutan rimba "Yang kuat yang berkuas, dan yang lemah pasti merana". 



saya akan sedikit bercerita tentang hasil perbincangan saya dengan seorang pengamen kecil berumur 6th yang seharusnya ia dimanja dalam pelukan orangtuanya, bermain dan belajar. Tapi mengapa sekarang ia memilih mencari uang.
sewaktu saya berjalan kaki sambil mencari makan saya bertemu dengan Adi pengamen cilik yang berumur 6th sedang duduk bersandar dibawah lampu merah sebuah pertigaan besar di Ibu Kota.

Saya bertanya dengan Adi "hey, dik sedang apa disini?" lalu Adi menjawab "Sedang cari uang Kak" kebetulan saya mau makan saya ajak ia makan dan untuk sekaligus saya ingin mengorek informasi kehidupan jalanan dai Adi. Sesampainya di tempat makan Adi pun berkata "Kak makannya saya bungkus saja ya, nanti ibu tiri saya mencari saya kalau saya tidak ada di lampu merah tadi". saya dengan bingung bertanya "kenapa?", "tak apa kak" ujar adi sambil menarik - narik baju yang dikenakanya. dan saya pun berinisiatif untuk membungkus makanan tersebut dan makan bersama Adi dilampu merah tadi.
Sesudah makan saya bertanya dengan Adi "Ibu kamu yang tadi kamu bilang ada dimana Di?, kok dia tak tampak?" lalu adi menjawab dengan wajab ketakutan "dia ada disebrang pertigaan sana kak, dia dari tadi mengamati kita?", "apa dia ibu mu?" ujar saya dengan wajah yang sangat penasaran. "bukan kak, dia ibu tiri saya, Ibu kandung saya tukang cuci. saya bekerja dengan ibu tiri saya setiap hari untuk membantu ibu saya dirumah, lumayan kak saya dibayar Rp. 10.000/hari bisa untukbeli beras dan bantu ibu". Dengan wajah kaget dan bingung saya terus bertanya "lalu ayah kamu?", "ayah ku sudah meninggal, dan ibu saya selalu pesan dengan saya jangan kau gila karena uang seperti ayah mu".
Saya sangat miris mendengar cerita Adi, oleh karena itu saya tidak sanggup untuk melanjutkan pertanyaan saya. dan sesampainya saya dirumah berfikir sekajam ini kah negara kita yang kita cintai?, anak kecil di bawah umur berkerja demi membantu orangtuanya. Dan meskipun mereka orang kecil dan kurang pendidikan mereka masih tau yang namanya adab, untuk tidak mencuri hak orang lain, Namun apa dangan petinggi negara kita yang berpendidikan itu mereka malah seenaknya mengambil hak rakyat kecil untuk kepuasan mereka.
Inilah negri kita alamnya kelam tiada berbintang .....

by : suaraGUNADARMA 
.....................................................................................



Sabtu, 14 Januari 2012

POTRET MAHASISWA


POTRET BOBROKNYA PRILAKU MAHASISWA


Perilaku kelompok atau saksi rusuh massa memiliki ciri khas serta memiliki dinamika tersendiri sehingga hampir selalu berakibat pada perilaku anarkis dalam waktu sekejap. Artinya pelaku tawuran selalu dihadapkan pada situasi yang fluktuatif dan situasi di lapangan sewaktu-waktu dapat berubah menjadi tidak terkendali.


Perangkat sosial yang lemah. Dan munculnya kelompok-kelompok yang kemudian dipertegang oleh isu yang bekembang akan menumbuhkan keyakinan bersama. Apabila hal ini dipicu oleh faktor, keadaan dan peristiwa tertentu sangat potensial dalam melahirkan aksi atau gerakan massa. 
Beberapa hari kemarin, dua fakultas di Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar tawuran dan membakar fasilitas kampus. Aksi tawuran di kalangan mahasiswa jelas menjadi potret gelap dunia pendidikan. Betapa mengenaskan, menyedihkan dan memprihatinkan.
Betapa tidak. Mahasiswa sebagai orang yang terdidik justru terlibat dalam sebuah tindakan dan perilaku yang tidak beradab: tawuran. Kejadian ini memang bukanlah yang pertama, melainkan sudah yang kesekian kali. Benarkah mahasiswa adalah kaum intelektual? Ada apa dengan mahasiswa?
Pengalaman penulis ketika bertemu dengan mahasiswa di luar Sulawesi selalu bertanya, Mahasiswa Makassar kok suka tawuran, kasar, anarkis? Entah apa yang terjadi dengan mahasiswa yang ada di Makassar. Citra mahasiswa Makassar seakan terkesan negatif, mau tidak mau sampai detik ini kita harus menerima kenyataan itu. 
Jika berbicara masalah tawuran yang kerap terjadi, hal tersebut merupakan gambaran tidak tersalurkannya proses kognitif mereka ke dalam suatu kegiatan yang positif. Hingga akhirnya proses perilaku mereka cenderung kepada aksi tawuran dikarenakan proses kognitif yang tidak terarah secara baik. Paradigma berpikir terkadang tersesat pada ruang yang tak seharusnya dimasuki. 
Perilaku kelompok atau saksi rusuh massa memiliki ciri khas serta memiliki dinamika tersendiri sehingga hampir selalu berakibat pada perilaku anarkis dalam waktu sekejap. Artinya pelaku tawuran selalu dihadapkan pada situasi yang fluktuatif dan situasi di lapangan sewaktu-waktu dapat berubah menjadi tidak terkendali.
               
Penyebab Tawuran


Seringkali sebab musabab dari terjadinya kerusuhan dan tawuran antar mahasiswa selama ini justru berasal dari hal-hal yang sederhana atau sepele yang seharusnya dapat diselesaikan secara bijak dan rasional bagi calon-calon intelektual. Persoalan, mahasiswa saling ejek pada pertandingan olah raga, saling senggol, saling berebut hati lawan jenis, persaingan ini dan itu yang tidak ada hubungannya dengan perilaku akademis dan civilized. 
Oleh karenanya ini patut disayangkan mengapa bisa begini. Banyak hal yang semestinya dapat dilakukan oleh para mahasiswa. Justru di saat ini banyak kasus yang mengoyak hati nurani kita sebagai manusia tengah menyeruak. Ini menuntut kepekaan kita selaku orang yang konon katanya civilized, beradab, terdidik.

Ada teori psikologi yang menyatakan bahwa padasarnya manusia adalah makhluk pencari 


Moral Rendah
Terjadinya tawuran dikampus-kampus selama ini dapat dijadikan sebagai bukti bahwa masih kurangnya kesadaran moral mahasiswa tersebut. Bahkan dengan ikut tawuran tanpa disadarinya mereka telah melupakan statusnya sebagai seorang calon intelektual bangsa. Karena moralnya rendah makanya mudah terpancing untuk buat onar. Miris rasanya, ketika para pemegang masa depan hanya menjebak paradigma berpikirnya pada ruang sempit. 
Mahasiswa kini kehilangan identitas diri karena tidak mampu mengedepankan intelektualitas dalam problem solving. Sebagai insan akademis, mahasiswa yang terlibat tawuran sebaiknya introspeksi diri apakah dengan perilaku yang mengedepankan kekerasan layak untuk disebut mahasiswa. 
Mahasiswa yang dalam tataran sosial kemasyarakatan dianggap sebagai figur intelektualis bangsa, di mana akan selalu mengedepankan unsur dialogis dan rasioanalis dalam setiap pemecahan masalah, ternyata tidak mempunyai cukup kemampuan untuk menopang kemerosotan moral bangsa secara keseluruhan. 
Fakta empiris tentang realitas tawuran antar mahasiswa, baik dalam lingkup satu kampus maupun dengan kampus lain, telah cukup memberikan bukti ironis atas kebobrokan moralitas dari sebuah komunitas yang menamakan dirinya sebagai intelektualis ini.
Ditengah keterpurukan bangsa dengan berbagai masalah yang silih berganti, mahasiswa dituntut untuk memberikan sumbangsih positif. Pemecahan masalah yang arif mampu menjadi hadiah dalam menghadapi situasi sulit bangsa ini. Ide-ide yang kreatif nan kritis menjadi senjata yang ampuh dalam menentukan nasib bangsa ini. Akan tetapi, tawuran yang menjadi perilaku favorit dalam memecahkan persoalan sepele seakan mengubur harapan besar masyarakat. Benarkah mahasiswa adalah penerus? Apakah penerus menuju gerbang kehancuran?
Ben Anderson dalam bukunya Revolusi Pemuda,  peran pemuda yang sangat besar dalam menentukan masa depan sebuah bangsa. Dimana dalam peran ini mahasiswa menjadi bagian di dalamnya. Selain itu adanya pepatah Arab yang berbunyi Syubbanul yaum rijaalul ghoddi (pemuda sekarang adalah pemimpin masa depan).***







                    Sumber : Tribun Timur






FILM TRAGEDI JAKARTA '98

FILM TRAGEDI JAKARTA '98 (Tragedi Semanggi & Trisakti)
Berikut Ini kami dari SUARA MAHASISWA ingin berbagi link FILM, tentang perjuangan mahasiswa Setelah lengsernya presiden Soeharto pada bulan Mei 1998, gerakan mahasiswa harus menghadapi tekanan militer dalam pergerakan reformasi.  Tekanan dan perlawanan yang mereka terima memicu mahasiswa semakin menggunakan kekerasan. Film ini menyuguhkan cuplikan tentang perjuangan mahasiswa Indonesia dalam memperjuangkan demokrasi melalui gerakan reformasi 1998.

PART 1

PART 2

PART 3

PART 4

PART 5


SILAHKAN BERKOMENTAR KAWAN - KAWAN !!!

Sumpah Mahasiswa


SUMPAH MAHASISWA


KAMI MAHASISWA INDONESIA BERSUMPAH
BERTANAH AIR SATU TANAH AIR TANPA PENINDASAN
KAMI MAHASISWA INDONESIA BERSUMPAH BERBANGSA SATU BANGSA CINTA KEADILAN
KAMI MAHASISWA INDONESIA BERSUMPAH BERBAHASA SATU BAHASA TANPA KEBOHONGAN



SEJARAH SUMPAH MAHASISWA

Gema teriak lebih dari 5.000 mahasiswa dari berbagai nusantara yang

berkumpul di halaman senayan, Jakarta. Ahad, 18 Oktober 2009, menjadi sejarah baru, penyatuan visi dan misi gerakan mahasiswa di Indonesia. Pada kesempatan itu juga, di tengah panas terik matahari, ribuan mahasiswa tersebut menyatakan sumpahnya. 

"Bismillahirrahim, Sumpah Mahasiswa, setelah kami melihat, mencermati dan menganalisa fakta kerusakan yang ada serta merumuskan kondisi ideal, maka demi Allah, Zat yang jiwa kami berada dalam genggaman-Nya, kami mahasiswa Indonesia bersumpah..." kata seorang mahasiswa yang memimpin sumpahnya di hadapan lebih dari 5.000 mahasiswa dari berbagai daerah di nusantara tersebut.
Walupun harus terpaksa menggelar kongres di luar gedung, lebih dari 5000 mahasiswa yang datang dari Pulau Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, NTB, NTT, dan Papua tidak gentar bersumpah untuk Indonesia yang lebih baik
Berikut naskah lengkap Sumpah Mahasiswa yang telah dibacakan oleh ribuan mahasiswa peserta Kongres Mahasiswa Islam Indonesia, Ahad, 18 Oktobebr 2009.